Selasa, 26 Mei 2020

REVIEW : VIDEO VIRAL "Mal di Ciledug Diserbu Pengunjung yang Berdesakan ditengah PSBB"

REVIEW :

Viral Mal di Ciledug Diserbu Pengunjung yang Berdesakan ditengah PSBB

https://www.youtube.com/watch?v=jjMCcQdckTI


       "Video serbuan pengunjung sesaat setelah sebuah mal di Ciledug, Kota Tangerang, dibuka, seketika viral di media sosial. Padahal Pemerintah Kota Tangerang tengah menerapkan PSBB. Para pengunjung tampak mengabaikan protokol kesehatan. Berada di tempat ramai tapi tak menjaga jarak aman. Sementara pengelola pertokoan dianggap tidak menerapkan pengawasan PSBB. Pemerintah Kota Tangerang kini menutup sementara operasional Mall CBD Ciledug. Pintu depan disegel. Di Kota Tangerang ada 294 kasus positif COVID-19, 26 diantaranya meninggal dunia." 
                                                                                                                                       -Presenter SCTV

       Haloooo, selamat malam readers. Apa jadinya jika tradisi budaya berbenturan dengan aturan pemerintah? Apatuh kak maksudnya? Biar penulis perjelas sedikit, kali ini penulis akan me-review video yang sedang viral di masyarakat. Bak selang air yang ujungnya ditutup sebagian dengan ibu jari, pasti tekanan airnya akan menjadi berkali-kali lipat derasnya. Begitu pula masyarakat pengunjung Mal di Ciledug, Kota Tangerang. Himbauan dan aturan pemerintah terkait PSBB tak diindahkan layaknya angin lalu. Boleh jadi inilah puncak dari istilah #dirumahaja selama wabah COVID-19.

       Lebaran adalah hari yang ditunggu-tunggu umat muslim setelah satu bulan lamanya menjalani kewajiban berpuasa Ramadhan. Sudah menjadi kebiasaan turun temurun masyarakat Indonesia untuk membeli pakaian baru dan mudik menjelang lebaran. Namun lebaran mutakhir kini kian beralih makna dari hari yang suci bak bayi yang baru lahir menjadi pentas aktualisasi diri dikalangan sanak saudara hingga tetangga dan lingkungan sekitar agar beranggapan bahwa kita adalah keluarga yang tidak miskin, tidak susah, hingga memiliki tingkat ekonomi yang terbilang lebih dari cukup supaya dipandang terhormat dan "punya nama" alias bukan kaleng-kaleng di mata sesama.

       Bertepatan dengan datangnya momen hari raya umat muslim "Hari Lebaran", banyak masyarakat yang ber-mind set bahwa budaya-budaya hedonis yang sudah mengakar daging di semua lapisan masyarakat tersebut wajar dan patut untuk dilakukan. Bahkan pada beberapa kondisi lingkungan yang kurang sehat, budaya tersebut bertransformasi menjadi suatu keharusan dan kewajiban bagi setiap muslim di dunia. Inilah salah satu faktor utama penyebab terjadinya kegiatan jual-beli secara serentak dan massal menjelang hari Lebaran. 

       Ledakan pengunjung jelas terlihat di video tersebut, pengunjung menyembur masuk dari pintu utama, menyusuri tiap sudut-sudut bangunan perniagaan tersebut, memadati sela-sela pilar-pilar raksasa itu. Meski begitu antrian panjang pengunjung terlihat masih kokoh berdiri menunggu celah untuk bisa menyerobot masuk, walaupun kenyataaanya tidak semua lapak menggelar usahanya di hari itu, fakta tersebut tetap tidak bisa menggoyahkan teguhnya hati para "pemborong dadakan" tersebut. Hal ini berarti tradisi dan budaya di Indonesia masih dianggap kalah penting ketimbang kesehatan pribadi masing-masing individu.

       "Masuk kuping kiri, keluar kuping kanan" inilah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan situasi saat itu. Jangankan untuk mematuhi, menhiraukan saja pun tidak. Alhasil satpol PP dengan sigap menutup sementara mal tersebut sebagai sanksi karena pengelola mal tersebut dianggap acuh tak acuh dengan impak yang akan diterima oleh pengunjung apabila tidak mematuhi anjuran hingga peraturan dari pemerintah. Padahal angka positif COVID-19 belum terlihat adanya penurunan di Indonesia. dan masi bersifat gangguan nyata bagi seluruh umat manusia

       Jika seperti ini, bisa kita tarik kesimpulan, yaitu masih banyaknya masyarakat yang kurang peduli, kurang perhatian, kurang menganggap serius akan wabah pandemi COVID-19. Sudah dapat dipastikan bahwa kebinasaan lah yang akan menimpa jika kita terus menganggap masalah ini adalah masalah biasa, kurang penting, bahkan semu.

       Mari kita letakkan bidang kesehatan dan keselamatan kita pada puncak skala prioritas diatas segalanya. Sebuah negara bukan apa-apa tanpa warga negaranya, yakin dan percayalah semua kebijakan pemerintah diambil atas dasar demi kebaikan warga-warganya. Tidak ada negara yang ingin membuat bobrok bahkan menghancurnkan warga negaranya sendiri. Tetap jaga kemanan, kesehatan, dan keselamatan pribadi maupun golongan. Jadilah masyarakat yang taat hukum. Kedepannya mari kita songsong Indonesia sebagai negara maju dimulai dari kita, sebagai warga negaranya untuk selalu mematuhi hukum.